Tema: "Bersyukur Kepada Tuhan" (Lukas 17 : 11-19) Tujuan : Hari ini kita mendengar cerita tentang orang yang bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan. Pada suatu hari, Tuhan Yesus pergi ke Yerusalem. Dalam perjalanan itu, Tuhan Yesus melewati sebuah desa. Di desa itu ada sepuluh orang yang sedang menderita sakit yang sangat parah. Berikutini adalah 15 ayat Alkitab tentang bersyukur untuk diamalkan di dalam kehidupan sehari-hari: 1. 1 Tawarikh 16:8. Bersyukurlah kepada Tuhan, panggilah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya diantara bangsa-bangsa. 2. 1 Tawarikh 16:34. CaraBersyukur Kepada Tuhan, Bisa Bahagia dan Merasa Hidup Cukup - Citizen6 Liputan6.com. 28 Cerita Dari Hati ideas | cerita, hati, bunga-bunga indah. PERTEMUAN 9: SIKAP BERSYUKUR KEPADA ALLAH SWT - Bahan Ajar PAI SD Kota Tegal. Kultum Singkat Tentang Bersyukur Kepada Allah dan Contohnya. Cerita Bergambar Ucapan Syukur kepada Tuhan | Shopee robbi laa tadzarni fardan wa anta khoirul waaritsin. 5 Tokoh Alkitab yang bersyukur dalam segala hal adalah para tokoh Alkitab yang selalu mengucap syukur dalam segala keadaan, dalam suka dan duka. Kelima tokoh Alkitab yang bersyukur dalam segala hal ini telah mengalami berbagai penderitaan yang berat dalam hidup mereka. Bahkan mereka adalah para tokoh Alkitab yang paling banyak mengalami penderitaan. Baca juga 10 Karakter Tokoh Alkitab Perjanjian Lama Yang Patut Diteladani Namun mereka semua tampil sebagai tokoh Alkitab yang bersyukur dalam segala hal serta menjadi para pemenang dan menjadi teladan bagi umat Tuhan di segala tempat dan zaman. Mereka adalah para tokoh Alkitab yang selalu bersyukur dalam hidup, dalam segala keadaan, suka dan duka. Mereka ini terutama adalah tokoh-tokoh Alkitab yang besar dan paling berpengaruh, orang-orang saleh di Perjanjian Lama dan di Perjanjian Baru. Baca juga 10 Tokoh Alkitab Yang Berdosa Dan Kemudian Bertobat Persoalan atau permasalahan adalah suatu hal yang umum dialami oleh manusia. Boleh dikatakan bahwa semua manusia di dunia pernah mengalami permasalahan, dalam bentuk dan kadar tertentu. Demikian juga dengan para tokoh Alkitab, mereka pun mengalami berbagai permasalahan dalam hidup mereka. Bukan hanya tokoh Alkitab yang jahat, tetapi juga para tokoh Alkitab yang saleh. Baca juga 100 Tokoh Alkitab Terpopuler Dan Kisah Mereka Memang, permasalahan terjadi karena berbagai alasan, bukan hanya diakibatkan oleh dosa atau kesalahan orang yang mengalami permasalahan. Itulah sebabnya orang benar juga mengalami permasalahan, termasuk para tokoh Alkitab yang saleh. Tetapi Tuhan menghendaki kita, umatNya, untuk selalu bersyukur dalam segala hal 1 Tesalonika 518. Bukan hanya ketika kita mengalami hal-hal yang baik dalam hidup, tetapi juga ketika mengalami hal-hal buruk sekalipun. Baca juga 10 Tokoh Alkitab Yang Setia Sampai Mati Sebab kita percaya bahwa kadang hal-hal buruk pun Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita. Tetapi kita pun yakin bahwa rencana Tuhan selalu indah bagi kita anak-anakNya. Dan bahwa hal-hal buruk pun bisa dipakaiNya untuk kebaikan kita sendiri Roma 828. Nah, artikel kali ini akan membahas tentang 5 tokoh Alkitab yang bersyukur dalam segala Lalu, siapa sajakah 5 tokoh Alkitab yang bersyukur dalam segala hal? Berikut pembahasannya. 1. Ayub Tokoh Alkitab yang bersyukur dalam segala hal, yang pertama adalah Ayub. Ayub adalah seorang yang benar dan saleh di hadapan Allah. Selain itu, Ayub juga orang yang kaya. Namun Allah mengizinkan iblis untuk mencobai Ayub dengan penderitaan yang sangat berat kematian anak-anaknya secara mendadak, penyakit kulit yang dideritanya, dan harta kekayaannya yang lenyap seketika. Bahkan istrinya meminta Ayub untuk mengutuki Allahnya lalu mati. Jelas istri Ayub tidak menolongnya di masa paling sulit Ayub 1-2. Demikian juga sahabat-sahabatnya, yang datang menghiburnya. Mereka mempersalahkan Ayub; mereka berpikir bahwa Ayub menderita karena dosa-dosanya. Jadi hidup Ayub “dihancurkan” dalam segala hal keluarga, keuangan, kesehatan, dan persahabatan. Namun Ayub tidak mempersalahkan Tuhan atas segala penderitaan yang dialaminya. Dalam menghadapi penderitaannya, Ayub berkata, “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!” Ayub 121. Ayub juga berkata kepada istrinya yang memintanya untuk mengutuki Allahnya lalu mati, “Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” Ayub 210. Sikap Ayub ini menunjukkan bahwa ia adalah orang yang selalu mengucap syukur dan memuji Tuhan dalam hidupnya, termasuk dalam keadaan susah dan duka. 2. Daud Tokoh Alkitab yang bersyukur dalam segala hal, yang kedua adalah Daud. Daud adalah raja kedua Israel setelah Saul, dan raja terbesar yang pernah dimiliki oleh bangsa Israel, umat pilihan Allah. Baca 10 Raja Israel Terbesar Di Alkitab Namun barulah setelah Saul mati Daud bisa menjadi raja bangsa Israel sepenuhnya. Sebab di sepanjang hidupnya, Saul selalu memburu Daud untuk membunuhnya. Dan selama pengejaran Saul, Daud hidup mengembara di berbagai tempat, termasuk di gua-gua. Namun penderitaan Daud yang lebih besar lagi adalah tatkala anak kandungnya sendiri, Absalom, memberontak kepadanya. Penderitaan Daud bukan hanya di situ. Ada banyak orang yang mencelanya, menghinanya, mengutukinya, bahkan berusaha membunuhnya. Termasuk orang Filistin, musuh bebuyutan Israel. Namun Daud selalu bersyukur dalam segala keadaan yang dialaminya, dan hanya berharap kepada Tuhan. Hal ini terutama kita lihat dari lagu-lagu yang digubahnya yang terdapat dalam kitab mazmur. Salah satu contohnya adalah Mazmur 57, yang merupakan doa dan ucapan syukur Daud ketika ia sedang melarikan diri dari Saul. Jadi ketika Daud masih mempunyai masalah, sedang dikejar-kejar dan ingin dibunuh oleh Saul, Daud tetap bersyukur kepada Tuhan. 3. Habakuk Tokoh Alkitab yang bersyukur dalam segala hal, yang ketiga adalah Habakuk. Hal ini dapat kita lihat dari Kitab Habakuk, yang berisi tentang nubuat-nubuat dan penglihatan nabi Habakuk perihal bangsa Yehuda. Kitab Habakuk merupakan pergumulan nabi Habakuk sendiri atas penderitaan bangsa Yehuda, umat pilihan Tuhan sendiri, ketika bangsa tersebut begitu parahnya dihancurkan oleh bangsa Babel atau orang Kasdim. Oleh karena pemberontakan mereka kepada Tuhan, maka Tuhan mengizinkan bangsa Yehuda diserbu dan dihancurkan oleh bangsa Babel. Bangsa Babel ini, yang tidak percaya kepada Tuhan, begitu sombongnya dalam menghancurkan bangsa Yehuda, umat pilihan Tuhan. Hal ini mengakibatkan nabi Habakuk mengadu kepada Tuhan. Tuhan belum menjawab doa Habakuk, Habakuk belum melihat pemulihan dari Tuhan atas bangsanya. Tetapi yang luar biasa adalah bahwa nabi Habakuk tetap percaya, berharap dan bersorak di dalam Tuhan, bahkan di tengah penderitaan yang besar Habakuk 3. Pages 1 2 ‎وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ Dan ingatlah juga tatkala Tuhan kalian memaklumatkan, "Sesungguh­nya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepada kalian; dan jika kalian mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” QS Ibrahim ayat 7 Bangsa Yahudi adalah kaum yang paling banyak mendapat nikmat dari Allah namun mereka jugalah kaum yang paling tidak pandai bersyukur. Ayat di atas turun dalam konteks dialog antara Nabi Musa dan bangsa Yahudi. Allah menceritakan tentang Nabi Musa ketika ia mengingatkan kaumnya kepada hari-hari Allah yang mereka alami dan nikmat-nikmat-Nya yang dilimpahkan kepada mereka. Yaitu ketika Allah menyelamatkan mereka dari cengkeraman Fir'aun dan para pengikutnya, serta dari siksaan dan penghinaan yang mereka alami. Fir'aun menyembelih anak laki-laki mereka yang dijumpainya, dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka, lalu Allah menyelamatkan mereka dari semuanya itu. Hal tersebut merupakan nikmat yang paling besar. Tetapi sayang, bangsa Yahudi melupakan semua nikmat yang Allah berikan. Mereka menjadi bangsa yang kufur nikmat. Maka Allah ingatkan Nabi Muhammad dan umat beliau untuk pandai-pandai bersyukur. Jangan meniru kesalahan bangsa Yahudi. Inilah konteks surat Ibrahim ayat 7 di atas. Ibn Katsir dalam kitab tafsirnya menyodorkan kisah nyata sebagai implementasi ayat di atas ‎وَفِي الْمُسْنَدِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِهِ سَائِلٌ فَأَعْطَاهُ تَمْرَةً، فَتَسَخَّطها وَلَمْ يَقْبَلْهَا، ثُمَّ مَرَّ بِهِ آخَرُ فَأَعْطَاهُ إِيَّاهَا، فَقَبِلَهَا وَقَالَ تَمْرَةٌ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَمَرَ لَهُ بِأَرْبَعِينَ دِرْهَمًا، أَوْ كَمَا قَالَ "Diriwayatkan oleh Imam Ahmad al-Musnad ada seorang pengemis yang diberi sebutir kurma oleh Nabi, namun pengemis tersebut menolak karena merasa pemberian itu hanya sebutir biji kurma. Datang pengemis lain, Nabi berikan sebutir biji kurma. Terdengar ucapan terima kasih dan rasa syukur mendapat pemberian dari Nabi meski hanya sebutir kurma. Mendengar rasa syukur pengemis kedua ini, maka Nabi tambahkan 40 dirham untuknya." Orang yang bersyukur adalah orang yang tahu berterima kasih. Bukan sekedar banyak atau sedikitnya rejeki yang kita peroleh, tapi renungkan sejenak yang memberi kita rejeki itu adalah Sang Maha Agung. Ini saja sudah pantas membuat kita bersyukur karena sedikit atau banyak kita masih diperhatikan dan diberi rejeki oleh Allah swt. Alhamdulillah. 1. Orang yang bersyukur akan jauh lebih produktif. Kenapa? Karena mereka tahu memanfaatkan resources dan peluang yang ada. Orang yang selalu mengeluh akan menghabiskan waktunya menyesali diri. Berlama-lama dalam nestapa membuat kita tidak siap menangkap peluang berikutnya. Orang yang bersyukur akan memanfaatkan apa yang dimiliki saat ini, sekecil apapun itu, sebagai bekal untuk terus maju. 2. Orang yang bersyukur itu lebih bahagia dan optimis Sementara orang yang pesimis akan sibuk meratapi kegagalan dan nyinyir akan kesuksesan orang lain, orang yang pandai bersyukur emosinya akan lebih stabil, sigap mencari solusi, melokalisir persoalan bukan melebarkannya kemana-mana, dan taktis mengatur strategi. Dengan segala keterbatasannya, orang yang bersyukur akan membuat skala prioritas. Siapapun tidak akan suka dengan orang yang selalu mengeluh, dan kalau dia punya problem seolah hanya dia satu-satunya di dunia orang yang punya masalah, dan semua orang harus memperhatikan masalahnya. Orang seperti ini tidak akan produktif berkarya, dan tidak akan bertambah nikmat dari Allah. Ayat di atas itu sangat nyata dan membumi. Dalam bahasa Arab, kata "syukur" berarti membuka dan menampakkan, dan lawan katanya adalah "kufur" yang bermakna menutup dan menyembunyikan. Ini artinya hakikat syukur adalah menampakkan nikmat dengan cara menggunakannya pada tempatnya dan sesuai dengan yang dikehendakinya oleh pemberinya, juga dengan cara menyebut-nyebut pemberinya dengan baik. Tafsir al-Misbah menjelaskan bahwa setiap nikmat yang dianugerahkan Allah itu semua menuntut perenungan untuk apa ia dianugerahkan-Nya. Lalu menggunakan nikmat tersebut sesuai dengan tujuan penganugerahannya. Dengan demikian, orang yang kufur terhadap nikmat Allah bukan saja tidak mengakui berbagai kenikmatan yang Allah berikan tapi cenderung untuk menutupi dan menyembunyikannya. Itulah sebabnya Allah menegaskan, ‎وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ "Dan sedikit di antara hamba-hambaKu yang bersyukur" QS Saba13 dan di ayat lain Allah berfirman, ‎ذَٰلِكَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى النَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ "Yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia seluruhnya; tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur" QS Yusuf 38. Naudzubillahi min dzalik. 3. Bersyukur itu manfaatnya akan kembali kepada kita. Al-Qur’an sudah memberi sinyal yang teramat jelas ‎وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ "Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". QS Luqman 12 Dalam Hadits Qudsi diriwayatkan oleh Abu Dzar al-Ghifari Sahih Muslim, Hadits No. 2577 ‎يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ، مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا، Hai hamba-hamba-Ku, seandainya orang-orang yang pertama dari kalian dan yang terakhir dari kalangan umat manusia dan jin semuanya memiliki kalbu seperti kalbu seseorang di antara kalian yang paling bertakwa, tiadalah hal tersebut menambahkan sesuatu dalam kerajaan-Ku barang sedikit pun ‎يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ، مَا نَقَصَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا، Hai hamba-hamba-Ku, seandainya orang-orang yang pertama dari kalian dan yang terakhir dari kalangan umat manusia dan jin semuanya memiliki kalbu seperti kalbu seseorang di antara kalian yang paling durhaka, hal tersebut tidaklah mengurangi sesuatu pun dalam kerajaan-Ku barang sedikit pun. ‎ يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ، فَسَأَلُونِي،فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ، مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا إِلَّا كَمَا يَنْقُصُ المِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْر» Hai hamba-hamba-Ku, seandainya orang-orang pertama dari kalian dan yang terakhir dari kalangan umat manusia dan jin semuanya berdiri di suatu lapangan, kemudian mereka meminta kepada-Ku, lalu Aku memberi kepada setiap orang apa yang dimintanya, tiadalah hal itu mengurangi kerajaan-Ku barang sedikit pun, melainkan sebagaimana berkurangnya laut bila dimasukkan sebuah jarum ke dalamnya. Perbendaharaan Allah amat luas. Bersyukur pada pemberianNya itu tidak akan menambah sesuatupun di sisiNya, tapi justru akan menambah rahmatNya untuk kita. Kita yang membutuhkan syukur, bukan Allah Swt. Allah berfirman dalam QS al-Baqarah 152 ‎فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ “Ingatlah kepadaKu, niscaya Aku ingat kepadamu, bersyukurlah kepada-Ku, dan jangan kufur dari nikmat-Ku.” Ayat ini begitu padat-bergizi menggabungkan tiga konsep sekaligus dzikir, syukur dan kufur. Mengingat Allah berdzikir akan membawa kita kepada rasa syukur, sebaliknya orang yang lalai dari mengingat Allah, di mana setiap punya masalah dia menjadi kufur nikmat. Dia jadi lupa akan berbagai nikmat yang sudah Allah berikan sebelumnya. Konsep syukur yang begitu dahsyat di atas, sayangnya begitu tiba di tengah-tengah kita menjadi dipalingkan maknanya. “Syukurin loe!” walhasil kata “syukur” berubah menjadi negatif, seolah bersyukur itu sama dengan mengejek kegagalan orang lain. Kita seolah mensyukuri kegagalan orang lain. Mungkin ini sebabnya kita sulit menjadi bangsa yang maju karena kita keliru menerapkan makna syukur. Kita diperintah oleh Tuhan untuk menyebarkan nikmat yang kita peroleh sebagai tanda syukur QS. al-Duha 11. Dengan menyebarkannya, maka kita telah berbagi kebahagiaan dan energi positif ini akan menular kepada orang lain. Tahadduts bin ni'mah ini berbeda dengan ujub, kesombongan diri atau sekadar pamer, karena niat dan tujuannya berbeda sama sekali. Apalagi, bersyukur itu tidak harus menunggu nikmat yang ruaarr biasa’ seperti kalau kita mau pamer atau menyombongkan diri. Apa yang kita raih, sekecil apapun, patut disyukuri, dan diceritakan dengan penuh rasa syukur. Do not underestimate what you already have Jangan meremehkan apa yang anda miliki. Dalam bahasa agama, alhamdulillah 'ala kulli hal Puji Tuhan dalam segala kondisi Tapi, alih-alih menebar energi positif, mengapa kita jutsru sering mendapati reaksi negatif dari mereka yang menerima berita baik tentang kita? Inilah penyakit kronis SMS Senang Melihat orang lain Susah dan Susah Melihat orang lain Senang yang harus kita lawan. Mau diartikulasikan sedemikian rupa dan mau ditutupi dengan kata-kata bersayap sekalipun, orang lain bisa merasakan kok, bagaimana reaksi negatif yang kita lontarkan. Jadi, apa jalan keluarnya? Sederhana saja. Rasul mengingatkan, "Perumpamaan kalian dalam hal kasih sayang itu bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan, maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam" HR Muslim. Mafhum mukhalafahnya ialah kalau ada anggota tubuh yang senang, maka sekujur tubuh juga seharusnya senang! Karena itu, saran saya, kalau ada kawan yang dapat kenikmatan atau dapat rezeki, maka kita pun sebaiknya segera ikut bersujud syukur. Cara praktis ini bukan saja akan memadamkan penyakit hati, seperti iri hati dan dengki terhadap rezeki orang lain, tapi juga menebarkan energi positif. “Ente yang dapat rezeki, ane bakalan ikut sujud syukur berterima kasih pada Tuhan yang telah memberi ente kenikmatan tersebut. Ente bertahadduts bin ni'mah, ane bersujud syukur. Sekarang, rasakan ademnya hati kita semua. Subhanallah!” Imam al-Ghazali juga memgingatkan kita semua bahwa cara bersyukur kepada Allah itu lewat hati, dengan lisan dan dengan amal perbuatan. Mari kita memaafkan kesalahan hari kemarin, bersyukur pada apa yang diraih hari ini, dan berdoa untuk masa depan yang lebih baik. Itulah cara menitipi hidup menujuNya. Nadirsyah Hosen, Rais syuriyah PCINU Australia dan New Zealand Tentang Bersyukur kepada Tuhan Bersyukur kepada Tuhan adalah menikmati segala hal yang kita miliki di dalam hidup tanpa merasa berkecil hati. Bersyukur kepada Tuhan akan membawa ketentraman di dalam hidup kita dan menciptakan rasa bahagia yang mungkin tidak dapat dimiliki oleh semua orang. Tanpa disadari atau tidak, kehidupan yang kita jalani sering dipenuhi dengan keluh kesah yang tiada habisnya. Mengeluh karena ketinggalan kereta, kesal karena bus kita datang terlambat, bete karena becek dimana-mana akibat dari hujan yang tak kunjung berhenti, dan keluhan-keluhan lainnya. Seringkali kita lupa bahwa sebenarnya hidup kita ini memiliki berbagai macam kenikmatan dan keindahan yang perlu disyukuri dan kita perlu bersyukur kepada Tuhan atas hal-hal yang kita miliki tersebut. Nah, apa saja sih hal-hal yang perlu kita syukuri di dalam hidup? Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini. 1. Bersyukur terhadap Hidup Kita Hidup. Ini adalah hal yang paling utama yang perlu kita syukuri. Ada begitu banyak penyakit, kemiskinan, kelaparan, dan kekeringan yang merenggut ratusan bahkan ribuan nyawa setiap tahunnya. Mereka kehilangan kehidupan mereka, bahkan sebagian besar mereka yang masih hidup pun juga hidup seperti mati. Kelaparan yang menerjang mereka membuat mereka tidak bisa merasakan apa kenikmatan hidup yang seharusnya mereka rasakan. Apabila rekan pembaca tidak merasakan segala kesedihan tersebut, maka bersyukurlah atas kehidupan yang Anda miliki. 2. Bersyukur terhadap Situasi dan Keadaan Hidup Kita Jika kita masih bisa tidur dengan bantal dan guling yang empuk, selimut yang tebal, tidur di bawah atap rumah, maka ini adalah keadaan hidup yang lebih dari cukup. Coba lihat ada berapa banyak gelandangan yang tidak memiliki hal yang sama seperti kita? Bersyukurlah atas segala situasi yang ada pada diri kita. 3. Bersyukur karena Memiliki Orang Tua Satu-satunya makhluk tuhan yang bisa mencintai dan menyayangi kita apa adanya adalah sosok orang tua. Yap, bapak dan ibu kita adalah orang-orang yang tidak pernah berhenti mendukung, memberi kekuatan dan cinta yang abadi untuk diri kita. Bagi rekan pembaca yang masih memiliki orang tua di rumah, jangan sia-siakan waktu kita untuk menyayangi mereka dan bersyukur kepada Tuhan atas nikmat ini. 4. Bersyukur karena Memiliki Teman-teman yang Baik Selain orang tua, kehadiran teman-teman sejati adalah salah satu nikmat yang harus kita syukuri. Teman-teman terdekat adalah anggota keluarga lain yang kita pilih. Meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah dengan kita, namun mereka adalah orang-orang spesial yang Tuhan kirimkan untuk kita, maka bersyukurlah. 5. Bersyukur terhadap Segala Hal yang Kita Miliki Segala hal yang kita miliki di dalam hidup, entah itu kaos atau kemeja yang sedang rekan pembaca pakai sekarang, tas yang kita miliki, dan barang-barang lainnya yang melekat atau yang tidak melekat pada diri kita, namun milik kita. Itu semua adalah anugerah yang luar biasa. Terlebih lagi, jika rekan pembaca mendapatkan semua itu dari hasil jerih payah rekan-rekan pembaca semua. Wih, luar biasa sekali, bukan?! 6. Bersyukur terhadap Keberanian dan Kekuatan yang Kita Miliki Apakah rekan pembaca masih ingat bagaimana perasaan Anda saat berhasil melalui suatu kegagalan atau kekecewaan yang terjadi di dalam hidup Anda? Bagaimana perasaan rekan pembaca saat itu, menakjubkan bukan? Di dalam hidup, kita pasti pernah merasa ingin menyerah atau sedih karena sesuatu, tapi nyatanya Tuhan membawa kita untuk bisa menyelesaikan itu semua, dan ini perlu kita syukuri. Bersyukurlah atas keberanian dan kekuatan yang telah kita lakukan. 7. Bersyukur terhadap Pikiran, Hati, dan Panca Indera Kita Rekan pembaca, kita perlu bersyukur atas segala pikiran yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Segala pikiran kita yang dapat berkelana ke beberapa tujuan yang membawa kita kepada mimpi yang mungkin belum pernah kita lakukan sebelumnya. Bermimpi untuk menjadi pebisnis, atau profesor di bidang ilmu pengetahuan yang kita minati. Bersyukur atas hati kita, karena kita dapat merasakan secara alami, apa yang baik dan yang buruk untuk kehidupan kita. Bersyukurlah atas hati yang kita miliki untuk merasakan sesuatu dan memilih sesuatu hal di dalam hidup. Selain itu, bersyukurlah atas panca indera yang kita miliki. Dengan panca indera yang diberikan oleh Tuhan, kita dapat menyentuh, mencium, melihat, dan merasakan semua perasaan indah yang kita terima begitu saja. 8. Bersyukur terhadap Kesalahan yang Pernah Kita Lakukan Tidak ada manusia yang hidup tanpa melakukan sebuah kesalahan. Tidak terkecuali saya dan semua pembaca Career Advice. Bersyukurlah atas segala kesalahan yang pernah kita lakukan, walaupun itu terdengar sedikit bodoh dan memalukan. Namun percayalah, tanpa kesalahan-kesalahan tersebut kita tidak akan pernah bisa belajar menjadi individu yang lebih baik. Kesalahan juga akan membawa kita kepada pengalaman hidup yang tidak akan pernah terlupakan, yang tentunya bisa membawa kita kepada tangga kesuksesan yang lebih tinggi. 9. Bersyukur terhadap Kekecewaan dan Kesedihan yang Kita Hadapi Rasa kecewa dan sedih adalah dua hal alami yang akan kita rasakan sebagai manusia. Namun dengan segala rasa kecewa dan sedih yang kita rasakan, pada akhirnya kita dapat belajar bagaimana cara mengatasi kesedihan dan kekecewaan yang kita hadapi untuk dapat bahagia kembali. Bersyukurlah atas kekuatan yang diberikan dari rasa kekecewaan yang kita rasakan, kepada diri kita sendiri. 10. Bersyukur terhadap Kebahagiaan yang Kita Dapatkan Setelah kesedihan dan kekecewaan, pastinya kita juga pernah mengalami rasa bahagia. Kita bisa merasa bahagia dalam hal apapun, dan definisi bagi setiap orang bisa berbeda-beda. Merasa dicintai akan membuat kita bahagia, mendapatkan pekerjaan impian membuat kita bahagia, bahkan bisa sembuh dari suatu penyakit pun juga suatu kebahagiaan. Bersyukurlah atas segala kebahagiaan yang Tuhan berikan kepada kita. 11. Bersyukur terhadap Mentor dan Guru yang Kita Miliki Kita perlu bersyukur atas kehadiran orang-orang yang mau meluangkan waktu mereka untuk membantu kita. Entah itu adalah guru, mentor atau bahkan orang tua yang selalu membimbing kita menuju jalan yang benar. Tanpa kehadiran dan bimbingan dari mereka, kita bisa saja kehilangan arah. 12. Bersyukur terhadap Pekerjaan yang Kita Miliki Seperti yang kita ketahui bahwa mencari pekerjaan zaman sekarang itu sangat sulit. Persaingan yang sangat ketat membuat kita semakin sulit dalam meraih pekerjaan impian. Untuk semua rekan-rekan pembaca Career Advice, bersyukurlah dengan pekerjaan yang Anda miliki saat ini. Tidak semua orang bisa memiliki pekerjaan. Pekerjaan kita yang kita benci saat ini, bisa jadi merupakan pekerjaan yang didambakan oleh orang lain. 13. Bersyukur terhadap Musuh yang Membenci Kita Musuh, untuk apa disyukuri? Mungkin sebagian dari kita akan berpikir demikian. Nyatanya, kita perlu bersyukur terhadap kehadiran para musuh yang menunjukkan kepada kita, orang-orang seperti apa yang tidak pernah kita inginkan di dalam hidup. 14. Bersyukur terhadap Tubuh yang Kita Miliki Bersyukurlah atas tubuh yang sehat jasmani dan rohani, sehingga kita bisa menjadi seorang manusia yang seutuhnya. Dengan tubuh yang sehat, rekan pembaca dapat pergi bekerja, belajar dan melakukan pencapaian lainnya. 15. Bersyukur terhadap Nama yang Kita Miliki Nama adalah sebuah hadiah yang diberikan oleh orangtua kepada kita. Tidak hanya itu, nama juga merupakan sebuah identitas yang kita miliki semenjak dilahirkan ke dunia. Tidak akan pernah ada masalah atau kegagalan yang dapat mengubah identitas pertama yang kita miliki ini. Bersyukurlah atas identitas yang Tuhan dan orang tua berikan kepada kita. Itulah 15 hal-hal luar biasa yang perlu kita syukuri keberadaannya yang hadir di dalam kehidupan kita. Bersyukur, bersyukur dan teruslah bersyukur sebelum Tuhan menambahkan kesuksesan kita. Nah rekan-rekan Career Advice, apakah Anda sudah bersyukur hari ini? jika belum, Yuk jangan lupa bersyukur dulu kepada Tuhan. Tetap semangat ya, rekan-rekan Career Advice. Renungan Rohani Kristen Tentang Syukur Atas Segala HalKumpulan Renungan Rohani Kristen Tentang Bersyukur1. Ada Berkat Dibalik Ucapan Syukur2. Bersyukur Atas Segala yang Tuhan BeriRenungan Rohani Kristen Tentang Syukur Atas Segala – Renungan rohani Kristen tentang bersyukur. Umat Kristiani dianjurkan selalu mengucap syukur tidak hanya setelah mendapat kebaikan, berkat, sukacita, keberhasilan, ataupun sehabis doa dikabulkan oleh Tuhan Yesus. Melainkan ucapan ini juga perlu dipanjatkan setiap dari bangun tidur, mendapat sarapan pagi hari, berangkat bekerja untuk mencari nafkah, mendapat rezeki tambahan ketika kerja, memiliki teman yang peduli, istri atau suami yang setia, serta saat pulang kerja ketika sampai di rumah dengan semua merupakan bentuk penyertaan dari Tuhan yang wajib kita syukuri salah satunya adalah dengan memanjatkan doa ucapan syukur kristen. Namun dalam kehidupan ini, rupanya masih ada saja orang-orang yang belum mau bersyukur karena beranggapan apa yang mereka peroleh merupakan hasil jerih payah di dalam ayat alkitab tentang bersyukur maupun lagu rohani tentang bersyukur telah banyak tersirat makna bahwa Tuhanlah yang memberikan itu semua kepada kita. Lalu mengapa kita masih gengsi dengan cara tidak mau mengekspresikan rasa terima kasih kepada-Nya?Maka dari itu pada kesempatan ini kami ingin berbagi beberapa kumpulan renungan harian rohani Kristen saat teduh tentang bersyukur yang singkat, ringkas, namun memiliki makna untuk meyakinkan hati kita bahwa apa yang kita peroleh benar-benar pemberian dari Tuhan. Silahkan simak kumpulan renungannya di bawah Renungan Rohani Kristen Tentang BersyukurBerikut adalah beberapa kumpulan renungan harian saat teduh yang singkat, renungan air hidup Kristen tentang bersyukur kepada Tuhan Yess Kristus yang disadur dari berbagai sumber, termasuk Ada Berkat Dibalik Ucapan Syukur“Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah.” Mazmur 111 kita merenungkan kebenaran firman Allah dan semua yang Tuhan telah kerjakan di dalam hidup kita ini. Seharusnya bibir kita takkan pernah berhenti berucap terima kasih dan memanjatkan ucapan syukur yang begitu tulus kepada-Nya.“Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.” Mazmur 1005.“Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku?” Mazmur 11612.Tidak ada kata selain bibir yang senantiasa memuliakan Tuhan Yesus melalui ucapan sykur. Namun banyak orang Kristen yang lupa mengucap syukur, kecuali mereka tengah dalam keadaan terberkati. Padahal di balik ucapan syukur terdapat berkat yang begitu besar Yesus memberi makan 5 ribu laki-laki, termasuk wanita dan anak-anaknya hanya dengan 5 ketul roti dan 2 ikan, kemudian semuanya kenyang dan bahkan masih tersisa 12 bakul. Berawal dari ucapan syukur, mukjizat pun akan datang dengan ajaib.“Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.” Yohanes 611.Secara naluri, kita terdorong untuk terus mengucap syukur bila memiliki sesuatu yang lebih, menerima dalam jumlah besar, atau mendapat berkat yang tak pernah terduga. Dilihat dari mana pun, 5 roti dan 2 ikan tak akan cukup bagi 5 orang, itu sangat tidak masuk akal!“Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” Yohanes 67.Bakankah kita justru cenderung merasa khawatir, bersungut, mengomel, dan bahkan dendam ketika hanya menerima sedikit? Dari 10 orang yang menderita itu, hanya ada Samaria yang tidak lupa mengucap syukur kepada Tuhan atas kesembuhan yang 9 orang lain pergi begitu saja ketika mereka telah sembuh. Maka dari itu, kalimat syukur ini tidak hanya saja dibutuhkan untuk menyembuhkan penyakit, melainkan juga memperoleh berkat rohani yakni anugerah keselamatan oleh karena Bersyukur Atas Segala yang Tuhan Beri“Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkaupun memberi mereka makanan pada waktunya;” Mazmur 145 kita menganggap remeh berkat makanan yang kita dapatkan setiap hari. Melihat makanan lezat di meja saja langsung kita santap tanpa mengucap doa makan kristen ataupun mengucap syukur kepada-Nya. Kita anggap makanan adalah hal biasa dalam lupa bahwa semua berkat datang dari Tuhan! Siapa yang memberi kita tubuh yang sehat, nafas hidup, kemampuan, kekuatan, dan kepercayaan sehingga kita bisa bekerja dan terus meraih rezeki untuk membeli makanan tersebut? Sapa pula yang memberi berkat sehingga kita bisa menikmatinya?“Siapa di antara semuanya itu yang tidak tahu, bahwa tangan Allah yang melakukan itu;” Ayub 129.Hari ini, kita ada sebagaimana kita ada saat ini semata-mata karena kemurahan yang dimiliki Tuhan, yang tak hanya memberikan kehidupan, melainkan juga sarana untuk menopang kehidupan tersebut seperti makanan, minuman, kesehatan, dan masih banyak lagi.“Engkau yang membuka tangan-Mu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup.” Mazmur 14516.Berdoa disertai ucapan syukur sebelum menikmati makanan merupakan bukti bahwa kita mengakui berkat tersebut datangnya dari Tuhan. Sebaliknya bila kita tidak mengucapkannya, itu adalah bahwa kita melupakan kebaikan dan kasih setia Tuhan dalam kehidupan mengakui hidup ini adalah pemberian Tuhan, maka dari itu kita harus selalu bersyukur kepada-Nya setiap waktu. Jangan pernah melewati hari demi hari tanpa bersyukur! Sebab tanpa Tuhan yang menyertai, kita takkan mampu menjalani kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” Mazmur 9012.Jika kita menyadari bahwa hidup ini sunguh singkat dan hidup kita sunguh bergantung pada kuasa Tuhan, maka kita akan menghargai berkat yang Tuhan berikan.“…seperti suatu giliran jaga di waktu malam. Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu.” Mazmur 904-6.Akhir KataDemikianlah pembahasan mengenai renungan rohani kristen tentang bersyukur. Semoga apa yang dibagikan kali ini bermanfaat untuk kita semua. Jangan lupa untuk membagikannya ke teman-teman kalian agar semakin banyak orang yang membaca renungan penuh motivasi Rohani Tentang Ucapan SyukurKata Bijak Kristen Tentang Kasih TuhanAyat Alkitab Tentang Kasih Sayang Dari sekian banyak film Indonesia yang bagus, film layar lebar Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini NKCTHI adalah salah satu film yang menarik perhatian saya. Cerita dalam film ini sebenarnya sederhana tetapi sangat menyentuh. Film ini mengisahkan tentang sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang anak, yaitu Angkasa, Aurora, dan Awan. Sebagai anak bungsu, Awan selalu dilindungi oleh sang ayah. Sang ayah menuntut Angkasa, anak yang sulung, untuk selalu menjaga Awan, adik perempuannya yang paling kecil itu, serta mengesampingkan kepentingan Angkasa sendiri. Pada sisi lainnya, Aurora, si anak tengah, terkadang merasa diabaikan dan tak dianggap oleh ayah mereka. Kisah dalam film ini mencapai klimaksnya ketika rahasia kematian saudara kembar Awan mulai terungkap. Rupanya itulah yang menjadi penyebab sikap sang ayah yang over protective terhadap Awan. Mengetahui hal tersebut, Angkasa melampiaskan amarah yang besar terhadap ayahnya. Keluarga yang sebelumnya terlihat harmonis, akhirnya terpecah. Sang ibu, yang selama ini lebih banyak diam, mulai angkat suara dan berusaha untuk menyatukan keluarganya. Setelah itu, sang ayah pun berusaha berdamai dengan dirinya dan belajar untuk membagi perhatian secara merata kepada ketiga anaknya. Film ini selesai dengan akhir yang bahagia. Saya menonton film ini dua bulan sebelum kasus Covid-19 pertama kali terdeteksi di Indonesia dan menontonnya kembali setelah kita mengalami karantina wilayah. Menyaksikan respons setiap karakter di film tersebut terhadap tragedi membantu saya berempati kepada orang-orang di seluruh dunia yang melakukan berbagai cara untuk menghadapi pandemi ini. Terlebih lagi, film ini juga membantu saya menyadari bahwa reaksi-reaksi tersebut bisa menjadi cerita yang akan kita ceritakan di masa mendatang, entah itu sebagai cerita kenangan bagi cucu-cucu kita atau pelajaran berharga bagi komunitas kita. Alkitab juga dipenuhi dengan cerita tentang pengalaman orang-orang yang mengalami Tuhan dalam kehidupannya, baik saat sulit maupun senang. Jika kita melihat kehidupan kita sebagai pengikut Tuhan yang berusaha mengenal Dia, kita akan mendapati bahwa cerita kita pun merupakan bagian dari sekian banyak kisah yang sedang Tuhan berikan sebagai kesaksian hidup bersama Tuhan di masa kini. Terinspirasi kata-kata indah dari film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, inilah tulisan pertama yang saya pikir suatu hari nanti akan saya ceritakan kepada orang lain ketika pandemi ini berakhir. “Hidup itu lucu ya, yang dicari, hilang... yang dikejar, lari... yang ditunggu, pergi. Sampai hari kita lelah dan berserah, saat itu semesta bekerja. Beberapa hadir dalam rupa sama, beberapa jauh lebih baik dari rencana. Sang Pencipta baik sekali ya….” —Awan Kalimat ini adalah ungkapan perasaan Awan terkait keberadaan seorang pria bernama Kale. Awan mengira Kale menyukainya dan berharap lebih, karena segala perhatian yang diberikan Kale baginya menyiratkan hubungan yang lebih dari sekedar pertemanan. Akan tetapi, saat Awan ingin memastikan hubungan mereka sebagai sepasang kekasih, Kale ternyata tidak sepikiran dengannya. Dalam hidup, sebagian kita pernah mengalami kehilangan sesuatu yang kita harapkan. Saya pernah mengalaminya ketika saya kehilangan ayah saya. Saya akui, sebelumnya saya bukanlah anak yang menyayangi ayah saya. Bahkan bisa dibilang, saya termasuk anak yang paling memberontak terhadap beliau. Segala sesuatu yang saya lakukan menjadi kontestasi untuk menentang beliau, bahkan termasuk niatan awal saya masuk seminari. Tetapi ternyata di seminari Tuhan mengizinkan saya melihat dan mengerti banyak hal yang membuat saya menyadari kesalahan saya. Namun di saat saya sudah berdamai dengan ayah dan hubungan kami dipulihkan, tak lama kemudian Tuhan memanggilnya pulang ke rumah Bapa. Padahal di masa itu saya sangat membutuhkan kehadirannya. Kepergian ayah membawa kesedihan yang mendalam bagi saya. Meski demikian, saya tidak menyesal, sebab Tuhan sudah mendamaikan kami berdua. Tidak ada lagi persoalan yang mengganjal di antara saya dan ayah. Memahami hal ini membuat saya semakin percaya bahwa Tuhan telah mengatur segala sesuatu sedemikian indah, sehingga saya mampu melewati masa kehilangan ini dengan hati terbuka. Selama pandemi, saya menyaksikan banyak orang kehilangan apa yang mereka harapkan dengan cara lain orang-orang yang ekstra hati-hati, malah tertular Covid-19 dan yang tidak percaya akan virus ini malah mengalaminya dan akhirnya percaya bahwa virus ini ada. Sepertinya, semakin berusaha menghindari, virus ini makin merajalela. Virus ini bahkan mampu bermutasi dan semakin banyak variannya, sehingga apa yang dahulu ampuh mengatasinya, kini tidak ampuh lagi. Menarik bukan, yang tak terlihat dan berukuran mikron ternyata jauh lebih berbahaya dan berkuasa mengubah zaman daripada manusia. Tidak berdayanya manusia dan maha kuasanya Tuhan terlihat nyata melalui virus yang tak kasat mata itu. Namun di atas semua yang terjadi ini, Sang Pencipta tetap berdaulat. Meski Ia tidak terlihat, namun Ia bekerja di tengah kehidupan kita dan memakai segala sesuatu sesuai dengan rencana-Nya. Benar yang dituliskan oleh C. S. Lewis dalam Problem of Pain, bahwa penderitaan adalah megafon Allah, yang menyadarkan kita betapa pentingnya peran Tuhan dalam kehidupan manusia. Saya paham, kita telah mengalami banyak kehilangan di sepanjang tahun 2020-2021 sakit akibat Covid-19, kematian mendadak dari orang-orang terdekat atau orang yang kita kenal, hilangnya pekerjaan, berkurangnya pemasukan, harus diam di rumah saja-yang sangat membosankan sebagian kita, dll. Entah kapan kita bisa keluar dari pandemi ini, tidak ada kejelasan, tidak ada kepastian. Pada sisi lain, realitas kehidupan cukup beragam, terutama dalam hal religius, dan tidak hanya kekristenan yang mengalaminya. Sebelum pandemi, semua kegiatan keagamaan dimaknai dengan berkumpul di sebuah gedung atau rumah ibadah yang dianggap sakral. Namun sekarang, terutama pada masa karantina wilayah, mengharuskan kita beribadah dari rumah. Tak perlu lagi berkumpul di suatu tempat yang dianggap sakral. Makna rumah ibadah pun jadi bergeser. Sekali lagi pandemi merubah makna dan mengubah cara beribadah kita juga. Pada akhirnya, kita menyaksikan segala kejadian di bumi ini bagaikan dagelan. Awalnya berharap seperti ini, tetapi malah berakhir lain. Memang, setiap manusia dapat merencanakan kehidupannya. Manusia juga dapat memilih apakah mau sejalan dengan kehendak Tuhan atau tidak. Namun pada akhirnya, Tuhanlah yang berdaulat dan kita diingatkan untuk menerimanya, baik atau buruk, dengan penuh keterbukaan, sebagaimana teguran yang dikatakan Ayub kepada istrinya, “...Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” Ayb. 210. Namun seburuk apapun derita kehilangan yang kita alami, jika dimaknai dengan tepat, dapat memperlihatkan penyertaan dan pemeliharaan Tuhan. Entah itu berupa penghiburan-penghiburan dari orang-orang yang tak terduga, kesempatan usaha yang baru terbuka, tawaran pekerjaan yang berasal dari teman lama kita, atau kesempatan melayani orang lain yang menderita hal yang sama seperti yang pernah kita alami. Penderitaan akan kehilangan juga membantu kita untuk lebih menghargai kehidupan dan menjalaninya dengan sungguh-sungguh, karena usia dan waktu sangatlah berharga dan tidak dapat diulang. “Sedih kadang membawa kita ke arah yang lebih tinggi. Mata angin nggak bisa diatur, tapi arah layar bisa.” —Kale Kale mengucapkan kalimat di atas untuk menghibur Awan agar dapat menghadapi kesedihannya. Memang dalam hidup, kita tak bisa menolak penderitaan maupun masalah yang datang menghadang. Tetapi Tuhan memberi kita kemampuan untuk bisa mengatasinya. Apakah hidup kita menjadi menderita atau bahagia, semua itu bergantung dari bagaimana kita menyikapi setiap peristiwa. Bisa saja peristiwa yang menyedihkan, justru pada akhirnya membawa kebahagiaan dan tanpa penyesalan, seperti yang saya alami di tengah duka karena kepergian ayah tercinta. Atau bisa saja di tengah peristiwa yang sulit, Tuhan menyediakan apa yang kita butuhkan, sehingga kita tetap bisa bersyukur meski di tengah kesusahan, sebagaimana yang dialami oleh ibu dan saya. Dua hari sebelum ayah saya meninggal, ibu saya baru memakamkan jenazah kakak perempuannya. Sekuat-kuatnya ibu, saya tahu dua peristiwa duka yang berturut-turut itu sangatlah berat baginya. Namun saya tahu bahwa Tuhan telah mengatur sehingga saya bisa menemaninya melewati masa berkabung. Berkat situasi pandemi ini, memungkinkan saya untuk bisa kuliah secara daring dan hadir secara fisik mendampingi ibu di masa duka keluarga kami. Terlepas dari penderitaan yang kami alami, saya tetap bisa menyaksikan kedaulatan dan pemeliharaan Tuhan atas keluarga kami. “Dikira hidup kayak tombol, pas sedih terus dipencet bisa langsung berubah bahagia lagi?” —Aurora Ucapan Aurora ini menyadarkan kita bahwa tidak mudah mengubah kesedihan menjadi kebahagiaan dalam sekejap. Butuh waktu untuk segala sesuatunya untuk memproses rasa kehilangan, untuk menghapus airmata kesedihan, untuk memulihkan kita dari luka akibat penderitaan, dan untuk membuat kita kembali merasakan kebahagiaan. Dalam kisah Ayub, dikisahkan bagaimana tiga sahabatnya yaitu Elifas, Bildad, dan Zofar mengunjungi dan bahkan menemaninya selama tujuh hari tujuh malam lamanya Ayb. 211. Tetapi setelah lewat tujuh hari, satu per satu sahabatnya mulai berbicara karena tak sabar lagi untuk menasihati Ayub, dan di situlah masalah terjadi. Bukan lagi penghiburan yang dirasakan Ayub, melainkan situasi yang runyam. Penderitaan Ayub belum berakhir, lukanya belum pulih, dukanya belum sembuh, ditambah lagi kerumitan dari para sahabatnya. Dalam segala penderitaan yang sedang kita hadapi kini, yang terpenting adalah kita tetap bisa menikmati dan mensyukuri proses yang terjadi. Tuhan itu pecinta proses. Ia menghargai usaha kita berproses di tengah penderitaan yang kita alami. Sebaliknya, justru ketidaksabaran dan sikap mencari siapa yang bersalah hanya akan membuahkan masalah baru atau menambahkan kerumitan masalah yang telah ada. “Selalu ada yang pertama kali dalam segala sesuatu, termasuk gagal” —Angkasa Kalimat ini disampaikan Angkasa kepada Awan, adik perempuannya, yang baru dipecat dari pekerjaannya. Kegagalan, penderitaan, kesulitan, semua itu adalah bagian dari kehidupan kita. Namun ketika menghadapinya, Tuhan ingin agar kita tidak menyerah, melainkan mencoba dan bangkit lagi, untuk tidak putus asa dan tetap memiliki pengharapan. Pengharapan membuat kita mampu bertahan meski di tengah kegagalan dan penderitaan. Pengharapan menghindarkan kita dari sikap bersungut-sungut. Pengharapan juga membuat kita bersyukur bahwa kita masih diberi kesempatan untuk menikmati hidup, walau hanya beberapa menit saja. Mungkin dalam beberapa menit itu, kita bisa mengucapkan kalimat perpisahan kepada orang yang kita cintai, menyampaikan kepada orang lain betapa kita bersyukur atas keberadaan mereka, atau memberitahu betapa kita menyayangi mereka. Namun yang terpenting dari semuanya itu adalah dasar pengharapan kita, yaitu Yesus Kristus. Karena Dialah, kita beroleh keselamatan dan selalu punya alasan untuk tetap berharap di tengah penderitaan. “Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia” 1Tes. 59-10. “Terus, kamu bahagianya kapan?” ­­­­—Lika Pertanyaan ini diungkapkan oleh Lika, kekasih Angkasa, karena Angkasa selalu mendahulukan kepentingan keluarga dibanding kepentingannya sendiri. Bagaimana respons kita jika seseorang menanyakan pertanyaan ini kepada kita? Sebagai orang Kristen, jawaban kita mungkin dapat ditemukan dalam keputusan kita untuk menghargai kehidupan, menghargai setiap hal kecil dan sederhana yang singgah dalam hidup kita Keluarga, pertemanan, studi, bahkan kesempatan untuk melakukan sesuatu dan menebus kesalahan. Saya rindu, suatu hari nanti saya bisa menceritakan apa yang pernah saya alami dan berkata “Tuhan itu baik.” Dengan demikian, saya bisa memberikan kesaksian tentang bagaimana "Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah" Rm. 828. Vika Rahelia adalah seorang desainer yang berupaya mengenal sumber inspirasinya dengan menjadi imperfect seminarian di Sekolah Tinggi Teologi Reformed Indonesia di Jakarta Selatan, Indonesia. Penulis suka mevisualisasi koleksi kata-katanya lewat graphic, hand lettering dan t-shirt print. Anda dapat mengikuti akun Instagramnya di imperfectseminarian. [ This article is also available in English and español. See all of our Indonesian Bahasa Indonesia coverage. ]

cerita tentang bersyukur kepada tuhan